Lolos Hibah Fundemantal Kemendikbud

Sumber: unplash.com

Alhamdulillah. Syukur karena Allah maha baik. Dia menjawab harapan dalam kompetisi hibah tahun ini yang saya ikuti–lolos pendanaan penelitian fundamental BIMA tahun 2023.

**

Ceritanya dimulai dari pengumuman Hibah Penelitian dan Pengabdian Kemdikbud-ristek pendanaan tahun 2023. Saya tidak menyiakan kesempatan. Sebagai pengajar di kampus swasta, harapan untuk meningkatkan ekonomi dan publikasi internasional musti pandai melihat peluang . Cara yang paling baik dan halal adalah ikut hibah penelitian dan pengabdian dari kementrian pendidikan. Ada rasa penasaran teman-teman dosen (khususnya di eksakta) selalu memenangkan hibah kompetitif itu. bukan tanpa alasan, dananya bisa membantu sampai 4 kali publikasi internasional Scopus Q1. Rasa penasaran sebagai pengajar ilmu sosial untuk ikut kesuksesan mereka menjadi penyemangat saya untuk ikut berkompetisi.

Man jadda wa jada. Siapa yang bersungguh-sunggu dia yang berhasil. Pepatah arab ini pertama saya dengar di film 5 Menara. Saya selalu mengingatnya sebagai ‘jimat ampuh’ dalam berusaha. Tidak ada yang mustahil jika sungguh-sungguh.

Waktu berganti. Setelah pengumuman hibah penelitian itu disebarkan di grup dosen, saya menyiapkan tema dan mengunduh panduan hibah. Setelah hitung-hitung skor SINTA, saya akhirnya memilih riset dasar (fundamental) tentang resiliensi masyarakat lokal di daerah pertambangan.

Alasan saya ikut hibah karena dana yang begitu besar yang dapat membantu publikasi internasional. Saya menyadari tidak akan pernah publikasi internasional jika tanpa dana besar. Bisa sampai 40-an juta/jurnal. Jadi saya berfikir, cara terbaik hanyalah ikut terus kompetisi hibah riset penelitian dan pengabdian.

Hal yang saya persiapkan setelah membaca panduan hibah adalah:

Tahap pertama, menyusun proposal yang berkaitan kepakaran. Saya berusaha mengambil lokal yang saya rasa akan memikat, mengajak reviewer memikirkan hal lokal di pertambangan

Dan ini terbukti walaupun dua reviewer dalam catatanya hasil reviewer melihat proposal saya tidak sesuai permintaan rancangan anggaran keuangan dari reviewer pertama. Reviewer kedua bilang kepakaran ketua peneliti (saya), tidak relevan. Malah yang disarankan menjadi ketua adalah anggota peneliti yang berasar dari kampus UHO yang kepakarannya tentang lingkungan.

Namun yang menakjubkan dibalik kritikan reviewer, toh, proposal saya tetap lolos hihab. Saya hanya menduga-duga catatan reviewer adalah salah satu pelengkap dari keseluruhan penilaian proposal.

Bagi yang ingin mengusul BIMA, hal-hal yang berkaitan dengan proposal yang musti diperhatikan adalah.

  1. Teknis proposal. Saya maksudkan disini adalah, perhatikan panduan. Dari jumlah kata dan struktur proposal harus melihat panduan. Sebaik apapun proposalnya, tema-nya, metolodogi, dan luarnnya jika tidak mengikuti panduan akan dibuang di tempat sampah. Jangan lupa perhatikan jumlah kata tiap kolom. Jangan melebihi yang dipersyaratkan
  2. Substansi. Perhatikan substansi proposal. Jika lolos tahap administrasi, proposal akan dinilai di substansi. Disini peran reviewer bekerja. Dan biasanya dua reviewer. saya asumsikan bahwa reviewer tidak selalu bersesuaian dengan keilmuan kita. Jadi buat proposal yang memikat. Kata Hernowo, mengikat makna.
  3. Roadmap penelitian. Lihat Riwayat publikasi dan tuangkan dalam bentuk roadmap penelitian. Sebaiknya untuk lima tahun kedepan. Ini akan sangat menentukan karena pengalaman proposal saya yang direview. Kekurangan proposal kami adalah kurang menonjolkan Riwayat publikasi yang berkaitan dengan ajuan proposal dan tidak jelas roadmap selama lima tahun kedepan.
  4. RAB. Rancangan biaya penelitian atau pengabdian harus mengacu pada permenkeu. Atau standa biaya umum (SBU)
  5. Chek dan re-check. Sebelum menekan tombol kirim sebaiknya diperiksa kembali. Saya mengingat ada tiga kali mengek proposal, mulai dari nama, judul, jumlah kata, rab dan anggota tim. Semua diperiksa.

Ada banyak yang harus diperhatikan namun saya merangkumnya sesuai dengan pengalaman saya. Saya sangat bersyukur karena baru pertama kali mengajukan hibah yang pendanaan besar bisa lolos. Sebuah pencapaian buat saya pribadi dan tim.

Dengan hati yang berbunga-bunga dan semangat yang membara, proposal ini akhirnya lolos. Terima kasih Kemendikbud-ristek dikti dan reviewer.

**